PERAN
dan FUNGSI GURU
Ketika ilmu pengetahuan
masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat
seperti sekarang ini, maka fungsi utama guru di sekolah adalah menyampaikan
ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna
sehingga harus dilestarikan. Fungsi guru sebagai pendidik di dalam kelas
sangatlah banyak, diantaranya:
1. PendidiK
Guru adalah
pendidik yang menjadi tokoh, penelitian dan identifikasi bagi para peserta
didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas
pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan
disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral, dan sosial, serta
berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru
juga harus bertanggung jawab atas tindakannya dalam proses pembelajaran di
sekolah sebagai pendidik, guru juga harus berani mengambil keputusan secara
mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi dan bertindak
sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
2. Pengajar
Maksudnya
guru harus membatu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi
standar yang dipelajari.
3. Pembimbing
Membimbing
dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam
perkembangannya dengan jelas memberikan langkah dan arah yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
di sekolah adalah untuk membimbing anak dituntut menjadi dewasa susila yang
cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik
semakin berkurang, jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan
pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
4. Pelatih
Proses
pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik intelektual
maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena
tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan
kompetensi dasar, tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan
sesuai dengan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individu
siswa.
5. Penasehat
Guru adalah
sebagai penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka
tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Agar guru menyadari fungsinya
sebagai penasehat, maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan mental,
akan menolong guru untuk menjalankan fungsinya sebagai penasehat.
6. Pengelola Kelas
Sebagai
pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas
adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya
interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
menghambat kegiatan pengajaran.
7. Demonstrator
Melalui
perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkannya serta, senantiasa mengembangkannya
dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal
ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Untuk bahan
pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan
membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang
guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.
8. Korektor
Sebagai
korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk.
Kedua nilai ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini
mungkin telah anak didik miliki dan mungkin telah mempengaruhinya, sebelum anak
didik masuk sekolah. Karena latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda.
Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai buruk harus
disingkirkan dari jiwa anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah
mengabaikan peranannya sebagai korektor, yang menilai dan mengkoreksi semua
sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik.
9. Inspirator
Sebagai
inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat
memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu
tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar yang baik. Yang
penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh
anak didik.
10. Informator
Sebagai
informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan
dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi
informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasa-lah sebagai kuncinya,
ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan anak didik.
Informator yang baik adalah guru yang mengerti kebutuhan anak didik dan
mengabdi untuk anak didik.
11. Organisator
Sebagai
organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam
bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata
tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya
diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
belajar pada diri anak didik.
12. Motivator
Sebagai
motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif
yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di
sekolah. Motivasi dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan anak didik.
13. Inisiator
Guru harus
dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses
pembelajaran sekarang ini harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang pendidikan. Bukan mengikuti terus tanpa pencetus
ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.
14. Fasiliator
Sebagai
fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna
serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang
berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
15. Inovator
Yaitu guru
menterjemahkan pengalamannya yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna
bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang luas terhadap generasi
satu ke generasi yang lain. Tugas guru adalah menterjemahkan kebijakan dan
pengalaman berharga ke dalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh
peserta didik. Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua dan
generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi
pribadi yang terdidik.
16. Mediator
Sebagai
mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang yang cukup tentang
media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material
maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengaktifkan
proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan
dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
17. Evaluator
Sebagai
evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek kepribadian anak didik dan
aspek penilaian jawaban anak didik ketika tes. Anak didik yang berprestasi
baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi penilaian itu pada
hakekatnya diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia
susila yang cakap. Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai produk (hasil
pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Maka dari kedua
kegiatan ini, akan mendapatkan umpan balik.
Fungsi Atau Peran Guru Di Dalam Kelas _
MA'ARIF PRESS.htm
WARISAN TERINDAH DARI SANG GURU Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas.htm
ADMINISTRASI
KELAS DAN
ADMINISTRASI GURU
Kelas adalah sebuah
ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa, sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar
pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan
pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan
hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan
administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa
untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula,
dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
ADMINISTRASI
KELAS adalah kumpulan beberapa pengelolaan kelas yang di aplikasikan secara
sederhana yang tujuannya untuk membantu guru kelas dalam menyelesaikan
administrasi kelas secara mudah.
Depdiknas (1995:11) menyebutkan 8 aspek
pengelolaan kelas, yaitu:
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa,
memeriksa, dan menilai pekerjaan siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari
siswa
5. Mencatat data siswa
6. Pemeliharaan asrip
7. Menyampaikan materi
pembelajaran
8. Memberikan tugas/PR
Beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru dalam melakukan administrasi kelas yang efektif,
antara lain :
1. Siswa
sebagai pusat pembelajaran
Banyak
waktu yang trbuang jika proses belajar masih mengandalkan guru sebagai sumber
belajar. Seolah-olah gurulah pusat pengetahuan, dan siswa hanyalah sebagai
gelas kosong yang harus diisi.
Akhirnya
guru harus over lap, harus menyiapkan silabus, media pembelajaran, mengabsen,
membuat soal, mengoreksi, sebagi pengajar tunggal dll.
2. Tinggalkan
kebiyasaan lama; guru superior dan murid inferior
Artinya,
sudah saatnya menganggap murid sebagai mitra, bukan lagi orang yang tak tahu
apa-apa. Berikanlah tanggung jawab kepada siswa,seperti memimpin teman-temanya
dalam satu kelompok kecil, membuat proyek berskala besar, memberikan tampil
sebanyak-banyaknya seperti daam rangka talent performance.
3. Berikan
kepercayaan,bukan hukuman
Kelas
akan menjadi efektif jika tercipta saling percaya antara murid dengan murid
atau murid dengan guru. ingat kekerasan dan disiplin yang berlebihan tidak akan
bertahan lama tetapi akan menjadi boomerang.
Bidang garapan
administrasi pendidikan, merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan
lapor melapor (reporting) seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan didialam
kelas, yang meliputi:
1. Buku supervisi
2. Buku peniramaan dan
pengambilan rapor
3. Daftar hadir siswa
(absen)
4. Buku penilaian
5. Buku mutasi siswa
6. Buku notulen rapat
7. Grafik absen siswa
8. Jadwal pelajaran
9. Buku keuangan
10. Papan absen harian
11. Buku tamu
12 Denah tempat duduk siswa
13. Buku BP
14. Daftar inventaris kelas
15. Buku UKS/berobat
16. Kalender pendidikan
A. Kegiatan
administratif manajemen kelas
1. Perencanaan
kelas Perencanaan yang utama adalah menjabarkan kurikulum menjadi program
pembelajaran yang konkrit sesuai dengan waktu yang tetsedia. Seperti: program
tahunan, program semester, program bulanan,program mingguan, dan program
harian. Selain itu perlu juga kegiatan ekstrakurikuler seperti: program
pramuka,olahragakesenian,les belajar tambahan, bimbingan konseling, uks,
dsb.
2. Pengorganisasian
kelas Guru diharapkan dapat membagi beban kerja, tanggung jawab,wewenang kepada
semua pihak (guru dan guru) dan juga mengikut sertakan siswa dalam pengelolaan
kelas. Melengkapi alat-alat yang diperlukan dan membuat struktur organisasi
kelas.
3. Pengarahan
kelas Pengarahan kelas dilakukan agar setiap kegiatan tidak menyimpang dari
tujuan dan ketentuan. Hal ini tentunya memerlukan bimbingan dan kerjasama
dengan kepala sekolah,supervisor, dan konselor dengan jalan musyawarah.
4. Koordinasi
kelas Koordinasi bertujuan membawa semua material,fasilitas, dan teknik-teknik kedalam
hubungan kerja yang harmonis dengan tugas dan peranan masing-masing untuk
menyampaikan saran, pendapat dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri
maupun bidang kerja yang menjadi tanggung jawab yang
bersangkutan. Komunikasi kelas Menonjolkan hubungan manusiawi yang
harmonis, dengan cara musyawarah,diskusi baik hubungan pribadi maupun kelompok
dengan menggunakan jaringan komunikasi yang berdaya guna.
5. Kontrol
kelas Apabila ada yang menemukan kekurangan tentunya perlu adanya upaya
perbaikan, untuk itu perlu adanya control kerja terhadap program kelas yang
telah disusun. Apabila ini sudah dilakukan maka akan muncul penilaian terhadap
keberhasilan dan kegagalan kerja yang dilakukan.
B. kegiatan
operatif manajemen kelas
1. tata
usaha kelas
a. Menghimpun
dan mencatat data siswa yang bersifat tetap.
b. Menncatat
dan membuat buku inventaris kelas
c. Membuat
jadwal pelajaran
d. Membuat
dan mengirim laporan kelas tentang siswa
e. Menyelenggarakan
surat menyurat kelas, mengagendakan,menanggapi/menjawab, dan
mengarsipkan.
2. kegiatan
perbekalan kelas
a. Alat pendidikan yang berhubungan langsung
dengan proses brelajar mengajar (papan tulis, buku sumber,alat olahraga,
kesenian, dsb)
b. Alat
non-kependidikan yang tidak langsung berhubungan: meja dan kursi guru dan
siswa, lemari, papan absen, buku agenda, buku raport, buku pribadi murid, buku
absensi, dsb
c. kegiatan
keuangan kelas Untuk melaksanakan program kelas, diperlukan sejumlah dana yang
bersemuber dari: pemerintah pusat, pemprop dan pemkab, donator,dll
d. kegiatan
pembinaan personal kelas Pengaturan tempat duduk siswa dengan berbagai
pertimbangan.
1. Kalender Pendidikan (Sekolah)
2. Program Tahunan
3. Program Semester
4. Silabus
5. Analisis SK/KD
6. Prosedur Penilaian
7. RPP
8. KKM
9. Jurnal/Agenda Guru
10. Buku AbsensI
11. Daftar Nilai
12. Buku Pegangan (Buku Paket, Modul, LKS )
13. Bahan Ajar Berbasis ICT (Power Point)
14 Kisi-kisi Soal Ulangan
15. Kartu Soal
16. Analisis Hasil Ulangan
17. Program Remidial
18. Program Pengayaan
19. Kumpulan Soal/Bank Soal
20. Penelitian Tindakan Kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar