KETERAMPILAN MENGAJAR II
(Keterampilan mengadakan Variasi,
Keterampilan Menjelaskan Pelajaran, Keterampilan Membimbing Diskusi Pelajaran )
A.
Keterampilan
Mengadakan Variasi
Variasi adalah suatu
kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan
untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya
variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar
ada tiga aspek, yaitu :
1. Variasi gaya mengajar
2. Variasi dalam
menggunakan media
3. Variasi dalam interaksi
antara guru dengan siswa.[1]
Komponen variasi gaya
mengajar ini meliputi : variasi suara, variasi gerak badan atau mimik, kontak
pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau posisi
guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar ini diharapkan dalam
proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan meningkatkan perhatian siswa,
membangkitkan keinginan (minat) belajar siswa.
Manfaat dan tujuan variasi
mengajar:
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
2. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat
ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru
3. Untuk membentuk tingkah laku yang positif dengan
berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lebih baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan
pelajaran dengan cara yang diinginkan.
B.
Keterampilan
Menjelaskan Pelajaran
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga
tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat,
definisi dengan contoh, atau dengan suatu yang belum diketahui. Pemberian
penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam
berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan
dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan
perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang
disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari
guru itu benar, misalnya dalam
memberikan fakta, ide atau pendapat.[2]
Tujuan Memberikan Penjelasan
1.
Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan
secara objektif dan bernalar.
2.
Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak
penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
3.
Untuk mendapat respon dan umpan balik (feed back)
siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman
mereka.
4.
Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut.
C.
Keterampilan
Membimbing Diskusi Pelajaran
Menurut Mulyasa “diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas
dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan
atau memecahkan suatu masalah”. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui
satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta
berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
ketrampilan berbahasa.
Karakteristik
Keterampilan Membimbing Diskusi:
1.
Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9
orang.
2.
Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan )
dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling
beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang
lain.
3.
Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4.
Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu
kesimpulan.
Adapun tujuan
dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu
setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap
peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi;
yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan
pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Memndorong pembelajaran secara
aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu
menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa
belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri;
yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman
dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri
mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
D.
Keterampilan
Mengajar Kelompok
Terjadinya
hubungan Interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara
pembelajar-pebelajar, maupun antara pebelajar dan pebelajar, baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan. Komponen Keterampilan:
1. Keterampilan
untuk mengadakan pendekatan secara peribadi
2. Keterampilan
mengorganisasi
3. Keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar pebelajar.
4. Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.[3]
Setiap
siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik.
Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari
segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi,
sedangdan pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu
dengan lainnya memiliki perdedaan. [4]
Perbedaan
setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki
kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang
tinggi ia akan cepat memahami materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang
sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat dalam memahami materi
pembelajarannya.
Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
Secara
spesifik karakteristik model pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil
dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
a. Hubungan
yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa dengan
siswa lainnya).
b. Siswa
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan
masing-masing.
c. Guru
melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d. Siswa
sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan
dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar